Tulis Ning Here

Sabtu, 17 November 2012

Afternoon talk - There's one thing you should know


           

     Apa yang tersirat di benak kalian kalau saya menyebutkan kata-kata semacam ‘kasih tak sampai’, ‘cinta bertepuk sebelah tangan’, ‘pemuja rahasia’ atau kata paling hits ala ABG zaman sekarang, ‘galau’? Sendu kah? Atau, tangis? Semoga konsep ‘kegalauan’ kalian segera berubah setelah mendengar lagu yang satu ini.
Rilisan milik trio folk asal Lampung ini diberi judul There’s One Thing You Should Know. Sebenarnya ada 4 single lain dalam mini album pertama mereka. Namun kali ini saya hanya akan bercuap-cuap tentang lagu ini saja. Lagu yang sempat selama berhari-hari merajai playlist saya. Di laptop, di ipod, bahkan di store kawan saya yang speaker-nya saya ‘bajak’. Jangan tanyakan sebabnya, sebab posting ini tidak saya tujukan untuk curhat bombay. Haha.

Lugas. Inilah poin pertama –dan yang paling utama sepertinya, yang saya dapat setelah mendengarkan trek ini. Hanya menampilkan suara sang vokalis diiringi petikan gitar yang chord  serta petikannya tak kalah sederhana. Tidak ada instrumen lain yang ditampilkan dalam lagu ini, sekalipun di lagu lainnya Afternoon Talk juga menyisipkan suara glockenspiel dan guitalele.
Kesan sederhana lain juga saya dapatkan dari liriknya. Sama sekali tidak ada kata-kata sastrawi dan berbunga-bunga. Semuanya disampaikan secara lugas. Simak penggalan bait pertama berikut :
I wanna be, I wanna be with you 
In the middle of the rain when the thunders come and strain 
I will never ever steal your coat 
I’ll be by your side to challenge the cold
Mungkin seperti kembali membuka buku diktat Bahasa Inggris semasa SMP ya? Deskripsi yang lugas tanpa konotasi yang membingungkan. Bahkan dalam hal merayu pun, Afternoon Talk seperti tidak tergoda untuk merepresentasikannya secara berlebihan. Tapi, menurut saya, justru di sinilah istimewanya. Pesan mengenai cinta yang tak kunjung sampai disampaikan dengan cara yang berbeda dari yang selama ini sering kita jumpai. Yang luar biasa menggalaukan, lalu berujung pada lirik menyayat hati dan memeras air mata. Please, para pembuat lirik lagu, patah hati sebenarnya tidak sekronis itu kok!
Simak juga bait berikutnya :
I’d like to be, I’d like to be with you 
In the middle of the war, I’ll be wearing what you wore 
I will never ever let you stand in the front and get shoot
Selain lirik yang tidak berbelit-belit, saya suka sekali dengan pengandaian yang mereka gunakan. Imajiner dan berbeda. Poin yang sama saya dapatkan dalam kalimat favorit saya berikut ini :
If I were with you, we’ll watch oldies movies until it’s late
Terimakasih, Afternoon Talk. Kalian membuat pengandaian sederhana semacam ‘menonton film sampai tengah malam’ menjadi terkesan lebih romantis daripada candle light dinner di tepi pantai. Pengobat kebosanan juga atas pengandaian-pengandaian yang sering saya dengar dari kebanyakan lagu.
Part terakhir lagu ini ditutup dengan bait berikut :
Don’t need to be your lover 
I just wanna be with you
I don’t need more, anything from you..
Karakter vokal yang natural tanpa ornamen dan improvisasi berlebihan ala ajang pencarian bakat, lirik dan instrumen yang sederhana serta langgam lagu yang easy listening, pada akhirnya justru menjadi poin istimewa. Tema yang sebenarnya tidak sulit dijumpai di dalam berbagai lagu lain, namun dikemas dalam format yang fresh  dan berbeda. Semoga saja lagu ini –dan lagu-lagu Afternoon Talk yang lain, mampu mengubah mindset para pembuat lagu lainnya. Rayuan tidak selalu harus gombal. Dan kegalauan tidak melulu sendu apalagi bernada menye-menye.
Selamat menikmati Afternoon Talk, kawan.

Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar